Pendakian Gunung Ciremai via Linggarjati merupakan pendakian yang cukup menantang dibandingkan dengan jalur lainnya karena pendakian ini dimulai dari titik 600 mdpl dan jalur yang dihadapi cukup berkelok-kelok serta penuh tanjakan. Jika lewat jalur ini maka kalian akan bertemu dengan Tanjakan Seruni dan Tanjakan Bapa Tere selain itu jika lewat jalur ini maka kalian harus membawa persediaan air yang banyak karena di jalur ini hampir dikatakan tidak ada sumber air namun jika beruntung anda akan bertemu dengan seorang bapak yang menjual air di botolan dengan harga yang cukup mahal dan isi airnya pun tidak terlalu bersih.
Pendakian ini termasuk pendakian saya yang ke 5 dan setelah sekian waktu yang cukup lama saya tidak mendaki, saya memutuskan untuk bergabung ke pendakian siapapun yang saya kenal. Pendakian ini merupakan pendakian yang tidak terduga dan tanpa banyak persiapan karena saya tidak menyangka akan mendaki lewat jalur Linggarjati padahal sebelumnya teman saya mengatakan akan lewat jalur Palutungan. Persiapan kami juga cukup mepet seperti sepatu yang baru saya beli kebesaran hingga akhirnya saya bertukar sepatu dengan teman saya serta peralatan nesting yang kami bawa adalah peralatan yang baru dibeli pada malam sebelum berangkat dari Jakarta.
Kamis, 30 April 2015
Berangkat dari Jakarta hampir jam 12 malam naik Bus Luragung ke Kuningan, Jawa Barat.
Jumat, 1 Mei 2015
Turun dari bus naik minibus menuju Basecamp LinggarJati. Kami memulai pendakian dari pos pendaftaran sekitar pukul 10.00 WIB sesampai di Pos Cibunar Linggarjati sekitar pukul 11.00 WIB. Kedua teman saya malah asyik beristirahat di warung dan kami melanjutkan perjalanan sekitar pukul 14.00 WIB. Menurut saya 3 jam terbuang sia-sia dengan hal yang tidak berguna hingga akhirnya kami sampai di Pos Condang Amis pukul 16.00 WIB dan teman saya memutuskan untuk ngecamp tidak jauh dari pos ini.
Sabtu, 2 Mei 2015
Pagi-pagi saya terbangun dan berniat memasak nasi walau akhirnya nasi saya hasilnya tidak matang karena memang saya belum paham cara memasak nasi digunung dan akhirnya nasi saya tidak termakan. Lalu kami bersiap-siap kembali dan memulai pendakian dari Pos Condang Amis menuju Pos Kuburan Kuda. Sebenarnya dimulai dari Pos Kuburan Kuda banyak cerita terjadi (bukan cerita mistis) namun saya akan menceritakannya di lain postingan. Setelah melewati Pos Tanjakan Seruni yang ternyata benar-benar seru karena jalurnya yang menanjak dan berputar-putar hingga tiba di Pos Tanjakan Bapa Tere. Hari sudah mulai sore dan kami harus bermalam sekali lagi digunung untuk melanjutkan pendakian esok hari menuju Puncak. Dan saya harus menebeng beristirahat di tenda orang lain karena suatu hal yang nanti akan saya ceritakan di postingan berikutnya (sesuatu yang diluar dugaan dan target waktu).
Minggu, 3 Mei 2015
Pagi-pagi sekali sekitar pukul 02.00 WIB saya dan teman saya serta 2 orang pendaki yang punya tenda ini, tenda tempat kami menumpang beristirahat. Kami semua bersama-sama melakukan pendakian summit, sepanjang perjalanan jalur terus menanjak dan tidak ada bonus. Ternyata dari Bapa Tere menuju puncak masih sangat jauh harus melewati beberapa pos lagi seperti Pos Batu Lingga, Pos Sangga Buana 1, Pos Sangga Buana 2, dan Pos Pangasinan. Dari Pos Pangasinan menuju puncak kurang lebih 1 jam lagi.
Akhirnya setelah perjalanan sangat panjang dan banyak hal yang tidak terduga maka saya bisa menginjakkan kaki di Puncak Gunung Ciremai dengan ketinggian 3078 mdpl. Namun perjuangan belum berakhir sampai disini, kami harus berjuang untuk turun dengan keadaan tidak punya air minum lagi.
Bertahan untuk tetap hidup memang harus dilakukan saat sedang digunung dan selalu ada orang-orang baik yang membantu di gunung. Ketika kehabisan air ternyata saat kami meminta seteguk saja untuk minum namun pendaki tersebut memberikan kami air yang lebih untuk perjalanan turun. Kami berusaha meminum sedikit-sedikit saja hanya untuk membasahi kerongkongan dan naasnya kaki saya harus cedera saat turun. Perjalanan turun menjadi lebih berat dibandingkan naik karena jalur yang cukup terjal dengan kaki yang sudah pincang.
Beberapa hal yang saya lakukan untuk mengurangi rasa sakit pada kaki kanan saya yaitu:
PAKAI COUNTERPAIN
Walau menggunakan counterpain berkali-kali tidak mampu menghilangkan rasa sakitnya, mungkin karena cedera ini cukup berat seperti dengkul saya sudah lose ketika melangkah.
PEROSOTAN
saya memilih melakukan perosotan jika jalur yang dilalui berupa pasir atau bebatuan kecil dengan trek yang sangat menurun walau ini cukup berbahaya apabila tulang ekor tidak sengaja terkena batu keras.
JALAN MENYAMPING
berjalan seperti kepiting, beberapa langkah ke samping kiri lalu ke samping kanan.
JALAN MUNDUR
saya tidak sengaja mencoba jalan dengan mundur sambil sesekali melihat ke belakang ternyata jalan mundur cukup efektif untuk menghilangkan rasa sakit di kaki sejenak namun jalan mundur dapat dilakukan jika jalur tidak terlalu curam.
Dan saya melakukan semua hal itu untuk beberapa jalur yang memungkinkan. Perjalanan yang penuh perjuangan karena hujan mulai turun membasahi kami dan jalur semakin sulit dilalui karena genangan airnya membuat saya harus jatuh berkali-kali hingga jempol kaki saya sakit sekali terjepit diantara batu besar. Hari sudah malam dan akhirnya kami tiba di pos Cibunar sekitar pukul 20.00 WIB.
Tanpa tahu menahu ternyata saya masuk daftar pencarian para RANGER CIREMAI karena saya dikabarkan HIPOTERMIA oleh teman saya yang terpisah di jalur yang sebelumnya dia sudah turun duluan. Sampai Pos Cibunar saya langsung diantar naik motor oleh Ranger Ciremai menuju Basecamp Linggarjati sedangkan teman saya yang lainnya berjalan kaki. Lalu saya memberitahu keadaan saya bahwa saya baik-baik saja. Bahkan setelah sampai rumah pun saya mendapatkan SMS dari pihak TNGC (Taman Nasional Gunung Ciremai) yang menanyakan apakah saya pulang dengan selamat. Jika kalian ingin tahu ceritanya kenapa jadi seperti ini nanti akan saya ceritakan pada postingan berikutnya.
Terima kasih kepada TUHAN YME atas kasih dan perlindunganNYA hingga saya bisa melewati semuanya dengan baik dan pulang dengan selamat. Terima kasih juga untuk orang-orang yang berbaik hati kepada saya selama bertemu di jalur pendakian. Malamnya kami langsung mencarter mobil bak dari Pos Linggarjati (Linggasana) menuju Jalan Raya untuk menunggu Bus Luragung dan pulang kembali ke Jakarta.
Senin, 4 Mei 2015
Tiba di Jakarta dan tidur sepuasnya di kasur yang empuk dan makan minum sepuasnya di rumah tercinta. Beberapa hari kemudian kuku jempol kaki bengkak, membiru dan kukunya harus dicopot.